Menyikapi Perpu Ormas No.2 Tahun 2017
Akhir akhir ini kita dihadapkan dengan berbagai komentar miring yang ditujukan kepada Pemerintah terkait terbitnya Perpu Ormas No 2 Tahun 2017. Dalam hal ini sebagai anak bangsa kita harus bersikap positif terhadap terbitnya Perpu Ormas tersebut.
Pernyataan kami disini tidak bermaksud ikut terlibat dalam Polemik yang terjadi antara Pemerintah dan Ormas HTI yang lebih dahulu telah dinyatakan dibubarkan oleh Pemerintah.
Setelah kami amati dan dibaca berulang ulang Perpu Ormas No 2 tahun 2017 itu, sesungguhnya tidak ada yang patut dipersoalkan Kecuali Pasal 59 Ayat 3 huruf a tentang kata “ tindakan permusuhan’. Menurut kami kalimat tersebut ‘BIAS’ dan dikawatirkan menjadi senjata untuk melakukan pembungkaman terhadap kebebasan orang berpendapat. Dan selayaknya Pasal tersebut dihapus.
Selebihnya dari Perpu ini tidak ada yang perlu kita curigai atau kita kawatirkan. Karena Pemerintah memang harus bersikap Tegas dalam mengambil tindakan terhadap Ormas, Perkumpulan atau Gerakan gerakan yang menyimpang dari UUD 45 dan Pancasila.
Menyikap tentang HTI, seharusnya Pemerintah dari awal dapat melakukan deteksi bila memang ormas tersebut terbukti menyimpang dari UUD 45 dan Pancasila. Tetapi bila tidak terbukti, ya Pemerintah harus membatalkan keputusan mereka tentang ormas HTI.
Kami berharap setiap anak bangsa seharusnya bisa bersikap bijak dan tidak mudah terprovokasi.
Oleh karenanya kami mengajak kepada seluruh anak bangsa mari kita saling menjaga kondusipitas Negara ini dengan tidak menebar kebencian dan hasutan. Yang nantinya akan semakin menambah jarak diantara kita sesama anak bangsa, dan mudah untuk disusupi oleh pihak pihak yang sengaja ingin menghancurkan keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai rekomendasi, kami melampirkan pasal pasal yang terdapat adanya perubahan di Perpu Ormas ini.
Akhir akhir ini kita dihadapkan dengan berbagai komentar miring yang ditujukan kepada Pemerintah terkait terbitnya Perpu Ormas No 2 Tahun 2017. Dalam hal ini sebagai anak bangsa kita harus bersikap positif terhadap terbitnya Perpu Ormas tersebut.
Pernyataan kami disini tidak bermaksud ikut terlibat dalam Polemik yang terjadi antara Pemerintah dan Ormas HTI yang lebih dahulu telah dinyatakan dibubarkan oleh Pemerintah.
Setelah kami amati dan dibaca berulang ulang Perpu Ormas No 2 tahun 2017 itu, sesungguhnya tidak ada yang patut dipersoalkan Kecuali Pasal 59 Ayat 3 huruf a tentang kata “ tindakan permusuhan’. Menurut kami kalimat tersebut ‘BIAS’ dan dikawatirkan menjadi senjata untuk melakukan pembungkaman terhadap kebebasan orang berpendapat. Dan selayaknya Pasal tersebut dihapus.
Selebihnya dari Perpu ini tidak ada yang perlu kita curigai atau kita kawatirkan. Karena Pemerintah memang harus bersikap Tegas dalam mengambil tindakan terhadap Ormas, Perkumpulan atau Gerakan gerakan yang menyimpang dari UUD 45 dan Pancasila.
Menyikap tentang HTI, seharusnya Pemerintah dari awal dapat melakukan deteksi bila memang ormas tersebut terbukti menyimpang dari UUD 45 dan Pancasila. Tetapi bila tidak terbukti, ya Pemerintah harus membatalkan keputusan mereka tentang ormas HTI.
Kami berharap setiap anak bangsa seharusnya bisa bersikap bijak dan tidak mudah terprovokasi.
Oleh karenanya kami mengajak kepada seluruh anak bangsa mari kita saling menjaga kondusipitas Negara ini dengan tidak menebar kebencian dan hasutan. Yang nantinya akan semakin menambah jarak diantara kita sesama anak bangsa, dan mudah untuk disusupi oleh pihak pihak yang sengaja ingin menghancurkan keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai rekomendasi, kami melampirkan pasal pasal yang terdapat adanya perubahan di Perpu Ormas ini.
Pasal 59
Ayat (1). Huruf b Yang dimaksud dengan "tanpa izin" adalah tanpa izin dari pemilik nama, pemilik lambang, atau bendera negara, lembaga/badan internasional
Ayat (3)
Huruf a Yang dimaksud dengan "tindakan permusuhan' adalah ucapan, pernyataan, sikap atau aspirasi, baik secara lisan maupun tertulis, baik melalui media elektronik maupun tidak melalui media elektronik yang menimbulkan kebencian, baik terhadap kelompok tertentu maupun terhadap setiap orang termasuk ke penyelenggara Negara
Huruf D Yang dimaksud dengan "kegiatan yang menjadi tugas dan wewenang penegak hukum" adalah tindakan penangkapan, penahanan dan membatasi kebebasan bergerak seseorang karena latar belakang etnis, agama dan kebangsaan yang bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Ayat 4
Huruf B Yang dimaksud dengan "melakukan kegiatan separatis" adalah kegiatan yang ditujukan untuk memisahkan bagian dari atau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau menguasai bagian atau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik atas dasar etnis, aganra, maupun ras.
Huruf C Yang dimaksud dengan "ajaran atau paham yang bertentangan dengan Pancasila' antara lain ajaran ateisme, komunisme/marxisme-leninisme, atau paham lain yang bertujuan mengganti/mengubah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PASAL 60
Ayat (3) Yang dimaksud dengan "penjatuhan sanksi administratif berupa pencabutan surat keterangan terdaftar dan pencabutan status badan hukum' adalah sanksi yang bersifat langsung dan segera dapat dil,aksanakan oleh Menteri Dalam Negeri atau Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia terhadap Ormas yang asas dan kegiatannya nyatanyata mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, sehingga Pemerintah berwenang melakukan pencabutan. Pencabutan surat keterangan terdaftar atau pencabutan status badan hukum Ormas sudah sesuai dengan asas antrarius actus, sehingga pejabat yang berwenang menerbitkan surat keterangan/ surat keputusan juga berwenang untuk melakukan pencabutan.
PASAL 61 Ayat (4) Yang dimaksud dengan "instansi terkait" adalah kementerian/lembaga di bawah koordinasi menteri yang membidangi sinkronisasi dan koordinasi urusan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan.
Pasal 82A
Ayat (1) Yang dimaksud "dengan sengaja" adalah adanya niat atau kesengajaan dalam bentuk apapun (kesengajaan dengan kemungkinan, kesengajaan dengan maksud/tujuan, dan kesengajaan dengan kepastian). Untuk itu, kesengajaan telah nyata dari adanya "persiapan perbuatan" (Voorbereidingings handeling) sudah dapat dipidana, dan ini sebagai perluasan adanya percobaan, pembantuan, atau permufakatan jahat.
Yang dimaksud dengan secara Langsung atau tidak langsung' adalah pernyataan pikiran dan atau kegiatan ormas yang sejak pendaftaran untuk disahkan sebagai badan hukum atau bukan badan hukum, telah memiliki niat jahat (mens-rea) atau itikad tidak baik yang terkandung di balik pernyataan tertulis pengakuan sebagai Ormas yang berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dinyatakan dan tercantum di dalam Anggaran Dasar Ormas, narnun di dalam kegiatannya terkandung pikiran atau perbuatan yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dlasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Komentar
Posting Komentar