Langsung ke konten utama

Catatan Akhir tahun 2018

*Catatan akhir tahun 2018,*
*oleh Burhan Saidi*

Sejak kecil di keluarga, aku diajari Ilmu Agama Islam oleh Ayah & Ibuku. Bahkan di bangku sekolahpun ada pelajaran Agama Islam untukku dan Agama lain buat sahabatku yang non muslim.

Pelajaran Agama Islam yang aku dapatkan tentang beberapa hal sbb:

✓Pelajaran tentang Ketuhanan
✓Halal & Haram
✓Hak & bathil
✓Peribadatan
✓Perintah & larangan
✓Kejujuran
✓Sejarah
✓ Akhlak & Adab
✓ dll.

Namun yang aku heran, mengapa akhir- akhir ini seakan-akan Kehidupan kita tidak lagi berpedoman pada Agama yang kita anut.
Terbukti banyak sekali kalimat-kalimat tagline yang membuat kita seolah terasa jauh sekali dari Agama itu,

contoh :

- Berani Jujur Hebat
- Musuh yang paling berbahaya adalah teman sendiri (orang yang dekat dengan kita)
- Korupsi hal yang biasa
- Ber-Politik itu Jahat
- Menfitnah atau Hoax
- Mubah (Bergunjing/membicarakan aib orang)
- Berbohong atau Menipu
- Berkhianat
- Berteman karena harta
- Memilih Pemimpin karena uang
- Kurang Adab (tidak ada sopan santun)
- Mengurangi timbangan
- Menghukum tanpa mengadili
- Hakim & penegak hukum tidak adil
- Dan lain lain

Tanpa disadari sebenarnya kita  telah di 'Brainwash' (dicuci otak) oleh 'Kekuatan jahat yang Terselubung' yang ada sejak Bangsa ini merdeka.

Bila melihat perjalanan sejarah, Sejak Kemerdekaan orde lama tentu oleh kaum Sekuler & komunis. Orde baru oleh kaum kapitalis. Pasca reformasi oleh Zionis & Atheis, yang menyatukan Sekulerisme, Kapitalisme & Sosialisme.

Pertanyaannya :

Dimana saat ini Agama itu berada, Khususnya Islam?
Hanya kita yang pernah belajar Agama & terus menjalankannya yang bisa menjawab.
Tentu kita hanya bisa mengelus elus dada, sambil mengucapkan Istighfar didalam hati, memohon ampunan dan semoga tetap terjaga.

Seandainya Indonesia yang berpredikat sebagai Muslim terbesar di dunia. Bahkan data BPS Tahun 2015 Indonesia masih 85% beragama Islam.
Menyadari,
Bahwa setiap kita saudaraku yang se-Iman dan se-Aqidah.
Bahwa kita harus kembali kepada sejatinya diri sebagai seorang Muslim.
Menyadari dari mana kita berasal, dan kemana kita akan kembali.
Menyadari untuk menjalankan semua berdasarkan Aturan Agama yang kita anut.

Insyaallah semua Tagline-tagline diatas itu tidak berlaku lagi. Karena setiap kita, apapun Agamanya, khususnya Muslim 'PASTI' Melarang hambanya melakukan perbuatan perbuatan yang dilarang tersebut.

Semua ini juga disebabkan karena Negara telah mengabaikan nilai nilai Agama itu sendiri.
Negara terlalu berfokus pada pembangunan fisik & SDM keduniaan semata, tanpa menitik beratkan pada Pembangunan manusia dengan nilai nilai Keagamaan.
Para Pemimpin selalu mencoba dan mencoba Tatanan Kenegaraan baru & karakter bangsa dengan akal pikirannya yang terbatas.

Padahal Indonesia dengan Kebhinekaannya, dan Muslim (Islam) terbesar menjadi Modal Utama Pembangunan Karakter Bangsa yang menjadi contoh bagi Bangsa bangsa lain dibelahan bumi ini.

Bagi Umat Islam, ada Perintah untuk Menghormati Agama lain. Lakum dinukum waliadin (untukmu agamamu untukku agamaku).
Bagi Islam tidak akan Memerangi atau menzolimi Agama lain. Kecuali Islam dizolimi atau diperangi oleh Agama lain.
Bagi Islam, Penganut Agama lain juga adalah Makhluk Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT. Yang harus dijaga dan dihormati.

Memusuhi Agama lain, sama juga memusuhi Ciptaan-NYA.
Sehingga Islam sangat Toleransi dan Tak pernah Memerangi siapapun.

Di dalam Islam ada Hubungan Antara Manusia dan Tuhan & Manusia dengan manusia.

Hubungan sesama manusia,
Muslim dengan Muslim. Dan hubungan antara Muslim dengan Non Muslim.

Semoga catatan akhir tahun ini, sebagai refleksi atas ungkapan kegundahan menghadapi Tahun yang baru.
Dengan harapan, semoga Tahun Baru 2019 kita semua kembali ke Jalan yang Lurus, Jalan yang pernah dilalui oleh para pendahulu pendahulu kita. Yang membawa pada Keselamatan Dunia dan Akhirat.
Jalan yang membawa Bangsa ini Menjadi Bangsa yang Adil dan Makmur, serta sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia, berlandaskan Nilai-nilai Keagamaan yang tertuang di dalam Pembukaan UUD45, Pancasila dan UUD 45 yang Asli.

Amin ya rabbal Alamin


*Penulis*
*Burhan Saidi*
Ketum SPPI
Wasekjen LMP
Ketum Kombas
Sekjen GAKI
Direktur Bid Mediasi & Non Litigasi LBH LMP
Direktur Ovalio Management


Komentar

Postingan populer dari blog ini

NO.5 BURHAN SAIDI PARTAI PBB NO.19 CALEG DPRD DKI DAPIL 7 JAKARTA SELATAN

CALEG DPRD DKI DAPIL 7 JAKARTA SELATAN 2019                                                                        PARTAI PBB 19                                                                    NO. 5 BURHAN SAIDI. Profil Burhan Saidi Caleg DPRD DKI Partai Bulan Bintang (PBB) Nama : BURHAN SAIDI,HSB T/Tgl lahir : Banda Aceh, 9 Juni 1970 Suku : Minang Chaniago Pekerjaan : Wiraswasta Riwayat Pendidikan : SDN 054 Kasuari Deli Serdang Tamat 1984 (Kelas 1-2 SD di Al Ulum Medan Sumut 1977-1979, Kelas 3 di SD Rengas Condong Muara Bulian Batang Hari Jambi 1979-1980, Kelas IV-VI di SDN 054 Deli Serdang) SMPN 03 Muara Buli...

Surat kepada Yth: Pimpinan & Anggota Komisi VI DPR RI

Jakarta,  20 April 2013 Kepada Yth: Bapak/Ibu Pimpinan & Anggota Komisi VI DPR RI Di Tempat Dengan Hormat, Dalam surat ini  kami ingin menyampaikan masukan kepada Bapak/Ibu Pimpinan  & Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi Permasalahan Revitalisasi Pasar pasar yang ada di seluruh wilayah di Indonesia.  Adapun maksud dan tujuan kami adalah sebagai bahan masukan kepada Pimpinan & Anggota  Dewan Yang Terhormat dalam rangka menyikapi permasalah yang muncul dan langkah langkah  yang harus dilakukan  disetiap Revitalisasi Pasar pasar di Daerah. Sebelumnya kami ingin menyampaikan beberapa hal mengenai permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Pusat maupun daerah dalam rangka Pengucuran dana untuk Revitalisasi Pasar Tradisional/Pasar Rakyat. Dasar pemikiran kami adalah melihat dari kenyataan yang terjadi dilapangan. Dimana sejujurnya banyak hal yang sangat menyimpang dari laporan yang disampaikan oleh masing masing P...

Jeritan Petani yang tidak diperdulikan oleh Bangsanya sendiri

Indonesia Negara Agraris dengan Lahan yang luas dan subur. Tetapi Petani hidup dibawah garis kemiskinan, lahan mereka hilang dikuasai tengkulak dan lintah darat. Pembudidayaan Bibit tidak tersedia dengan harga terjangkau. Pupuk subsidi hilang karena penyediaan pupuk dilepas ke pasar. Yang akhirnya dikuasai oleh tengkulak dan pengumpul dengan harga yang sangat tinggi. Setelah panenpun mereka kesulitan memasarkan hasil pertanian mereka. Karena Pemerintah baik Pusat maupun daerah dan Departement terkait tidak serius melindungi para Petani dengan membantu memasarkan hasil pertanian mereka. Seharusnya Pemerintah Pusat dan Daerah serta Departement terkait berusaha mengawal mereka mulai dari hulu sampai hilir. Sehingga Petani kita bisa hidup makmur, dan dipasaran tidak lagi bergantung kepada produk pertanian inport. Petitioning Menteri Pertanian Republik Indonesia Kementrian Pertanian Republik Indonesia: Lindungi Petani kita dari Kebangrutan & Kemiskinan Pen...