Langsung ke konten utama

Suara rakyat yang menjerit

Kita telah merdeka sejak tahun 1945, 65 tahun yang lalu para Pendiri Negeri ini telah berjuang antara Hidup dan Mati, tetsan  Darah, linangan air mata dan bersimbah keringat yang tanpa batas. Melakukannya dengan hati yang ikhlas untuk sebuah Negeri yang akan dihuni oleh anak keturunannya. Kini mereka semua telah tiada, semua tinggal kengan sejarah masa lalu.
Namun harus diingat bahwa mereka telah mempersiapkan Harapan Harapan yang tinggi untuk sebuah Negeri dimana ketika itu mereka bicara bener bener sesuai dengan hati nurani tanpa kepentingan sesaat, HANYA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYATNYA.
Dan mereka telah menuangkannya di dalam UUD45 dan Pancasila, yang telah menjadi Dasar dan Idiologi berdirinya sebuah Negara yang bernama Indonesia.
Sekarang mari kita lihat kepada kenyataan yang ada? Dimana itu yang namanya kepentingan rakyat? Kita tidaklah perlu menghujat, mengajarkan, menuduh apalagi mencaci maki dan menghina para Petinggi Negeri saat ini. Namun yang ingin kita lakukan adalah mengingatkan kembali kepada Seluruh Pemimpin Negeri ini khususnya Bapak Presiden kita selaku Penguasa Tertinggi yang menjalankan roda Pemerintahan Negeri ini.
Beberap Poin poin yang sangat perlu untuk dilakukan kajian dan perhatian secepatnya antara lain:
1. Tingginya bahan bahan kebutuhan Pokok
2. Tingginya Biaya Pendidikan, yang seharusnya menjadi beban dan tanggung jawab Negara. Dimana ini untuk mempersiapkan para generasi mendatang selaku anak Bangsa
3. Tingginya Biaya Berobat dan Pengobatan, walaupun Pemerintah telah membuat Program program yang ada saat ini, namun itu semua masih belum berjalan sebagaimana mestinya, sesuai yang diamanatkan didalam UUD45
4. Tidak meratanya kesejahteraan rakyat yang dapat memiliki rumah karena kurangnya pendataan Penduduk yang bener bener ril sesuai dengan kenyataan. Apartement menjulang tinggi diantara bangunan bangunan kumuh yang sangat mengusik hati.
5. Pemborosan Uang negara dalih untuk kesejahteraan sosial yang dilakukan secara sistematis dan dilindungi Undang Undang tetapi tidak menyentuh langsung kepada yang dituju, dan menjadikan ladang ladang Manipulasi yang semakin menyakitkan dan menyulitkan rakyat.
6. Tidak adanya Kepastian Hukum karena Mentalitas yang bobrok  Oknum Para Penegak Hukum kita (Polri,Jaksa dan Hakim). Karena Hukum bisa diperjual belikan..waoullahi bi showab
Sudah saatnya Pemimpin Negeri ini Bertanggung jawab untuk membela kepentingan rakyatnya. Berjuanglah dan belalah rakyat yang lemah ini, karena ditangan Pemimpin yang benarlah nasib mereka bisa terselamatkan , seperti Harapan yang diinginkan para Pendiri Negeri ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NO.5 BURHAN SAIDI PARTAI PBB NO.19 CALEG DPRD DKI DAPIL 7 JAKARTA SELATAN

CALEG DPRD DKI DAPIL 7 JAKARTA SELATAN 2019                                                                        PARTAI PBB 19                                                                    NO. 5 BURHAN SAIDI. Profil Burhan Saidi Caleg DPRD DKI Partai Bulan Bintang (PBB) Nama : BURHAN SAIDI,HSB T/Tgl lahir : Banda Aceh, 9 Juni 1970 Suku : Minang Chaniago Pekerjaan : Wiraswasta Riwayat Pendidikan : SDN 054 Kasuari Deli Serdang Tamat 1984 (Kelas 1-2 SD di Al Ulum Medan Sumut 1977-1979, Kelas 3 di SD Rengas Condong Muara Bulian Batang Hari Jambi 1979-1980, Kelas IV-VI di SDN 054 Deli Serdang) SMPN 03 Muara Buli...

Surat kepada Yth: Pimpinan & Anggota Komisi VI DPR RI

Jakarta,  20 April 2013 Kepada Yth: Bapak/Ibu Pimpinan & Anggota Komisi VI DPR RI Di Tempat Dengan Hormat, Dalam surat ini  kami ingin menyampaikan masukan kepada Bapak/Ibu Pimpinan  & Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi Permasalahan Revitalisasi Pasar pasar yang ada di seluruh wilayah di Indonesia.  Adapun maksud dan tujuan kami adalah sebagai bahan masukan kepada Pimpinan & Anggota  Dewan Yang Terhormat dalam rangka menyikapi permasalah yang muncul dan langkah langkah  yang harus dilakukan  disetiap Revitalisasi Pasar pasar di Daerah. Sebelumnya kami ingin menyampaikan beberapa hal mengenai permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Pusat maupun daerah dalam rangka Pengucuran dana untuk Revitalisasi Pasar Tradisional/Pasar Rakyat. Dasar pemikiran kami adalah melihat dari kenyataan yang terjadi dilapangan. Dimana sejujurnya banyak hal yang sangat menyimpang dari laporan yang disampaikan oleh masing masing P...

Jeritan Petani yang tidak diperdulikan oleh Bangsanya sendiri

Indonesia Negara Agraris dengan Lahan yang luas dan subur. Tetapi Petani hidup dibawah garis kemiskinan, lahan mereka hilang dikuasai tengkulak dan lintah darat. Pembudidayaan Bibit tidak tersedia dengan harga terjangkau. Pupuk subsidi hilang karena penyediaan pupuk dilepas ke pasar. Yang akhirnya dikuasai oleh tengkulak dan pengumpul dengan harga yang sangat tinggi. Setelah panenpun mereka kesulitan memasarkan hasil pertanian mereka. Karena Pemerintah baik Pusat maupun daerah dan Departement terkait tidak serius melindungi para Petani dengan membantu memasarkan hasil pertanian mereka. Seharusnya Pemerintah Pusat dan Daerah serta Departement terkait berusaha mengawal mereka mulai dari hulu sampai hilir. Sehingga Petani kita bisa hidup makmur, dan dipasaran tidak lagi bergantung kepada produk pertanian inport. Petitioning Menteri Pertanian Republik Indonesia Kementrian Pertanian Republik Indonesia: Lindungi Petani kita dari Kebangrutan & Kemiskinan Pen...