Langsung ke konten utama

“BAGAIMANA SEHARUSNYA LANGKAH PARTAI BULAN BINTANG MENYAMBUT PEMILU 2019”


“BAGAIMANA SEHARUSNYA LANGKAH
PARTAI BULAN BINTANG MENYAMBUT PEMILU 2019”


                                                


Tulisan kali ini, saya ingin menyampaikan masukan kepada Partai Bulan Bintang (PBB) dimana saya berada di dalamnya.  izinkan saya memberikan memaparan tentang proses perjalanan partai yang ideal untuk bisa membangun jaringan dan konsistensi anggota dan pemilih.

Sejak diadakannya pemilu tahun 1999, kebebasan setia orang dalam menentukan sikap politiknya semakin terbuka lebar.  Bahkan bila partai partai yang ada belum bisa menampung aspirasi mereka.  Maka mereka juga diberikan kebebasan untuk mendirikan partai baru sesuai dengan platform dan garis perjuangannya.
Hanya saja sering kali, para pendiri partai politik yang ada di tanah air khusunya Partai partai islam kurang memiliki pondasi yang kuat untuk membangun basis massa dan basis anggota secara simultan, kecuali sedikit.  Partai partai islam terlalu yakin kepada pemilih umat Islam dengan berharap durian runtuh alias mendapatkan suara secara cuma cuma dari pemilih yang mayoritas beragama Islam, tanpa mau membangun dan menjadikan mereka basis pemilih fanatic partai.
Partai partai Islam hanya memainkan strategy tebar pesona dan memberikan iklan secara besar besaran kepada pemilih lepas, tanpa adanya ikatan emosional dan komitment antara organisasi partai dan pemilih.
Dan hampir sebahian besar pemilih dari partai Islam lebih cenderung focus kepada figure Dewan Syuro, ketua Umum, Ulama-Ulama dan Tokoh Islam yang ada di dalam partai tersebut.  Ketika nama nama yang ada sedang baik,maka baiklah suara partai tersebut.  Namun bila tidak, maka suara partaipun ikut turun.  Contoh PKB dengan tokoh Gus dur, PAN dengan tokoh Amien Rais dan PBB dengan Ketokohan Yusril Ihza Mahendra.  Sementara PPP merupakan partai pewaris yang berdiri sejak jaman orde baru, sedangkan PKS adalah partai kaderisasi, yang berangkat dari mejlis majelis ta’klim, kampus kampus dan pengajian pengajian yang mereka bentuk secara konsisten.
Saya akan memaparkan Data statistic partai partai Islam sejak tahun 1999 dari KPU.

                                 HASIL PEMILU TAHUN 1999
NO
NAMA PARTAI
SUARA
%
1
PDIP
35.689.073
33,12%
2
GOLKAR
23.741.749
25,79%
3
PPP
11.329.905
12,55%
4
PKB
13.336.982
11,03%
5
PAN
7.528.956
7,36%
6
PBB
2.049.708
2,81%
7
PARTAI KEADILAN
1.436.565
1,51%

                                    HASIL PEMILU TAHUN 2004
NO
NAMA PARTAI
SUARA
%
1
GOLKAR
24.480.757
21,58%
2
PDIP
21.026.629
18,53%
3
PKB
11.989.564
10,57%
4
PPP
9.248.764
9,1%
5
PKS
8.325.020
7,34%
6
PAN
7.303.324
6,44%
7
DEMOKRAT
8.455.225
7,45%
8
PBB
2.970.487
2,62%
                                  
                                    HASIL PEMILU 2009
NO
NAMA PARTAI
SUARA
%
1
DEMOKRAT
21.703.137
20,85
2
GOLKAR
15.037.757
14,45
3
PDIP
14.600.091
14,03
4
PKS
8.206.955 
7,88
5
PAN
6.254.580. 
6,01
6
PPP
5.533.214. 
5,32
7
PKB
5.146.122 
4,94
8
PBB
1.864.752
1,79%

                                     HASIL PEMILU 2014
NO
NAMA PARTAI
SUARA
%
1
PDIP
23.681.471
18,95%
2
GOLKAR
18.432.312
14,75%
3
GERINDRA
14.760.371
11,81%
4
DEMOKRAT
12.728.913
10,19%
5
PAN
9.481.621
7,59%
6
PKS
8.480.204
6,79%
7
PKB
11.298.957
9,04%
8
PPP
8.157.488
6,53%
9
NASDEM
8.402.812
6,72%
10
HANURA
6.579.498
5,26%
11
PBB
1.825.750
1,46%

Dari data statistic di atas dapatlah kita simpulkan bahwasanya, Partai Partai Islam selalu tergerus dari pemilu satu ke pemilu berikutnya, kecuali hanya PKS yang perlahan tapi pasti. 
Mengapa?  Karena PKS adalah partai kader.  Mereka sangat sabar membina jaringan dan kader kader mereka.  Bahkan dari informasi yang saya terima, Caleg caleg PKS tidak perlu dipusingkan dengan biaya untuk masa masa kampanye.  Anggaran organisasi didapat dari iuran, sumbangan dan donasi dari anggota dan kader mereka yang sudah duduk di Eksekutif maupun Legislatif.  Sehingga yang menjadi Caleg adalah kader yang memang sudah terseleksi di internal partai.  Tentunya ini akan menjadikan PKS salah satu partai besar beberapa tahun ke depan.  Hanya saja, karena PKS adalah partai kader dan tertutup, sehingga tidak semua pemilih Islam senang dan suka bergabung di PKS.  Ditambah lagi dengan perbedaan khilafiah atau majhab dari sebagian besar pemilih Islam di Indonesia, yang rata rata dari kalangan Nadhiyin,  Al Wasliyah, NU, Muhammadiyah, Persisi dan lain lain.


Image result for nahdlatul ulama
NAHDATUL ULAMA





Image result for logo alwashliyah
AL WASHLIYAH




Image result for PERSISImage result for muhammadiyah


Kita kembali focus kepada permasalah Partai PBB.  Apa yang menyebabkan pemilih PBB semakin berkurang?  Tentunya hanya partai yang lebih memahami semua hal yang terjadi.  Dan saya tidak coba untuk membahas semua kejadian yang telah berlalu.  Saya akan mengajak agar kita focus menatap masa depan.  Bagaimana layaknya Partai PBB membangun dan membesarkan diri ditengah animo Umat Islam yang sedang ghiroh untuk berpolitik.
Ada beberapa hal yang dapat kita jadikan masukan untuk PBB, diantaranya:
  1. Proses Pencaleg-an adalah proses rekrutmen Kader kader baru Partai.  Layaknya Sekolah sedang membuka tahun ajaran baru.  Saat dimana partai dapat menjadikan para caleg sebagai marketing untuk merekrut anggota-anggota baru partai sebagai basis pemilih;
  2. Para Caleg yang lolos merupakan Kader pilihan masyarakat, yang dapat dijadikan sebagai figure partai.  Sehingga Partai harus melakukan Pembinaan dan Pemantapan Organisasi ke Partaian.  Disamping itu, Caleg yang lolos merupakan sumber pemasukan kas partai yang lebih besar untuk kemajuan partai;
  3. Proses Pilkada/Pilpres merupakan ajang pembuktian seberapa besar militansi para kader dan anggota yang telah direkrut.
Nah untuk merekrut  kader tentunya setiap mereka harus menjadi anggota partai terlebih dahulu.  Untuk menarik pemilih menjadi anggota partai, PBB harus menciptakan strategy rekrutmen yang menarik, misalnya sbb:
  1. Anggota baru dijadikan  Timses/ atau jaringan pemenangan;
  2. Anggota baru bisa direkrut dari pemilih yang diberi keuntungan sebagai anggota Partai Bulan Bintang.  Misalnya dengan menjadi Anggota PBB, maka mereka akan mendapatkan Advokasi dan Perlindungan Hukum dari LBH PBB;
  3. Angota baru akan mendapatkan kesempatan pembinaan dan pelatihan sesuai dengan peran dan kemampuan mereka.  Misalnya, bila mereka bisa dibina sebagai kader untuk dijadikan Badan Pengurus, Bea siswa, atau pelatihan keterampilan, tenaga kerja, kemudahan dalam berusaha (UMKM), dll
  4. Dan atau keuntungan lainnya.

Dewan Pimpinan Pusat harus membentuk Tim rekrutmen atau istilah di organisasi Bidang OKK (organisasi, Kaderisasi dan keanggotaan).  Dimana tugas dari bidang tersebut adalah melakukan rekrutmen sesuai dengan kemampuan dari masing masing kader.  Tentunya harus dengan memberikan gambaran jenjang Pengkaderan di Partai PBB.  Misalnya,
Anggota baru yang ber KTA, diberikan pemahaman tentang Pengenalan Dasar Partai Bulan Bintang.  Setelah mengikuti PDP (Pengenalan dasar Partai), maka dipilh diantara mereka untuk dijadikan Kader, yang kemudian mengikuti Pelatihan Dasar Kaderisasi Partai (PDKP).  Setelah mengikuti PDKP, maka dipilhlah dari masing masing kader tersebut untuk ditempatkan sesuai dengan kemampuan Bidang masing masing.   Bagi Kader yang terpilih masuk dalam struktur kepengurusan Partai.  Maka mereka diberikan bekal Pelatihan Kader  Lanjutan (PKL), lalu Pelatihan Kepemimpinan.  Dan Pelatihan sesuai dengan Bidang bidang Waketum  yang ada di Dewan Pimpinan Pusat.  Disamping itu, DPP juga harus membuatkan Pelatihan Keprotokoleran Partai, Kesekretariatan & Administrasi  Partai dll yang dianggap perlu untuk membangun pondasi  Partai yang kuat ke depannya.
Sumber keanggotaan baru dapat kita bagi dalam beberapa elemen :
  1. Masyarakat umum
  2. Tokoh Masyarakat & Tokoh Agama
  3. Ketua Ormas, LSM , Komunitas , Majelis Ta’klim dan lainnya
  4. Mahasiswa/ Pelajar
  5. Dosen, Pengajar, Praktisi,Pengacara,  Profesional dll
  6. Pengusaha atau Wiraswasta
  7. Aktivis Sosial, Keagamaan, dll



Image result for Muhammad natsir dan yusril ihza mahendra
                M. NATSIR                   MASYUMI       YUSRIL IHZA MAHENDRA
                         

Kita juga harus memahami dan meyakini pepatah Jawa seperti  Witing trisno jalaran soko kuline  artinya tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.  Jadi kita harus mencoba memperkenalkan sebanyak banyaknya tentang Partai PBB.  Maksud dan Tujuan berdirinya, Visi Misi Partai, tokoh tokoh yang ada di dalam partai.  Sehingga masyarakat dapat mengenal dan mengetahui tentang Partai PBB secara lebih terang dan jelas.
Selain itu, Kader PBB yang telah menjadi Eksekutif  ataupun Legislatif harus benar benar memberi contoh yang baik dan positif kepada masyarakat.  Komitment merealisasikan janji janji yang telah disampiakan semasa kampanye.  Berkomitment membesarkan Partai, serta memberikan kontribusi untuk kemajuan Partai secara terus menerus, tentunya dengan tidak melanggar norma dan aturan yang berlaku.
Kader Partai harus lebih serius dalam merealisasikan program yang lebih berpihak pada rakyat dan kepentingan Umat Islam.  Mendorong terciptanya Program program yang lebih islami, terbitnya regulasi yang berpihak kepada kepentingan Umat Islam dan juga mendorong kegiatan kegiataan Pendidikan Keagamaan secara simultan dan sistematis.  Hingga kehadiran Kader PBB dapat benar benar dirasakan oleh Masyarakat khususnya Umat Islam.
Keyakinan saya naiknya suara pemilih Partai Bulan Bintang dapat dirasakan nantinya di daerah daerah mayoritas muslim.  Seperti di Propinsi Istimewa Aceh, Sumatera utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Kepri, Sumatera Selatan, Bengkulu,Babel, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.
Sementara wilayah seperti, Bali, NTT,Sulawesi Utara,  Maluku, Papua barat, dan Papua diharapkan PBB dapat menghadirkan Suara minimal ada di tingkat Propinsi dan Kabupaten/ Kota.  Dikarenakan di daerah tersebut Muslim merupakan penduduk minoritas.
Keyakinan akan naiknya suara Partai Bulan Bintang bukan tanpa alasan.  Dari data statistic Pemilu yang dipaparkan di atas.  Diprediksi pemilih Muslim yang awalnya memilih Partai partai Pedukung Penista Agama  dalam kasus Ahok, seperti PPP, PKB, Hanura, dan Nasdem yang jumlahnya di 2014 lalu mencapai ± 34,4 juta pemilih atau 27,55% akan berpaling.
Dan ketika sebagian besar pemilih muslim berpaling dari Partai partai tersebut, tentunya mereka akan berusaha mencari Partai Islam yang konsisten berjuang membela kepentingan Umat Islam & Ulama.  Kesadaran ini muncul, dikarenakan animo  Gerakan Bela Islam dan Bela Ulama di 411 dan 212 di Jakarta dan diseluruh tanah air tahun 2016 lalu. 
Ditambah dengan dorongan dan kesadaran Para Ulama dan Tokoh tokoh Muslim mendorong agar umat Islam segera melek Politik, merebut panggung pannggung politk, dan menetukan pilihan Politiknya kepada yang Hak atau yang benar benar berjuang untuk Islam, NKRI dan Rakyat.  Tentunya kans yang lebih besar pilihan Partai Islam Insyaallah akan jatuh kepada Partai Bulan Bintang.  KArena PBB dianggap selama ini selalu konsisten membela Kepentingan Islam, Ulama, dan kepentingan rakyat yang tertindas. Kehadiran figur Prof. Yusril tidak dapat dipandang sebelah mata.  Konsistensi beliau membela Ulama yang dizolimi, FPI, HTI dan lain lainnya. 





      



Disamping itu, PBB merupakan Reinkarnasi dari Partai Masyumi, yang ditahun 50-an merupakan Partai Islam terbesar dengan Tokohnya Muhammad Natsir yang menjadi Soko Guru Ketua Umum PBB Prof Yusril Ihza Mahendra.SH, M.Si.   PBB tidak dapat dipisahkan dengan Masyumi, selain Kedua Tokoh merupakan figure sentral dengan Pemikiran pemikirannya, Logo Partai yang memiliki kemiripan, serta Garis Perjuangan yang tak jauh berbeda.
Sehingga adalah wajar, ketika PAN & PKS merasa kawatir dengan lolosnya PBB menjadi peserta Pemilu Tahun 2019.  Kedua Partai tersebut sadar, kecil kemungkinan suara Umat Islam akan memilih mereka.  Karena kedua Partai tersebut sudah dikenal memiliki basis yang tersegmen, PAN dengan basisi Muhammadiyah, sedangkan PKS basis Kader.  Perbedaan Majhab dan Kilafiyah juga menjadi alasan bagi Pemilih Islam untuk tidak menjatuhkan pilihan kepada kedua partai tersebut.  Kecuali bila PBB tidak ikut serta di Pemilu 2019, tentu Umat Islam tidak punya pilihan lain.  Atau bisa jadi Umat Islam malah memilih Partai Nasionalis, karena merasa lebih menghindari percepatan besarnya kedua Partai tersebut.


                     Image result for Muhammad natsir dan yusril ihza mahendraImage result for masyumi




Tinggal bagaimana Para Petinggi Partai Bulan Bintang menyikapi hal ini.  Bila Para Kader PBB dapat membuka diri, dan lebih flexible dalam merekrut anggota Baru.  Tentu ini akan menjadi Anugrah yang besar bagi PBB, dengan konsekwensi akan terjadi gelombang pasang permintaan perubahan pergerakan partai, atau restrukrisasi partai.  Bila Para Petinggi Partai tidak bijak dalam menyikapi perubahan, maka mereka akan siap siap tergeser dengan munculnya tokoh tokoh baru dalam Partai PBB.  Namun bila perubahan ini dapat disikapi dengan positif, sembari mempersiapkan diri dan rambu rambu Kepartian.  Insyaallah Partai Bulan Bintang akan menjelma menjadi Partai Islam yang Besar, dengan Basis anggota yang tak sedikit.  PBB tak lagi dapat dipandang sebelah mata, bahkan ke depan PBB dapat menentukan Presiden dan Wakil Presidennya sendiri berdasarkan dukungan Ulama dan Umat Islam.  PBB akan benar benar menjadi Pembawa Harapan baru bagi Umat Islam untuk Indonesia.
Semoga tulisan ini dapat menjadi motivasi dan dorongan bagi kader kader Partai Bulan Bintang diseluruh pelosok tanah air.  Teruslah berjuang, yakinkan masyarakat muslim, bahwa PBB akan siap menjadi Rumah Besar Perjuangan Politk Umat Islam untuk Bela Islam, Bela NKRI, Bela Rakyat menuju pada Kemakmuran Indonesia yang Baldatun Thayyibatun Wa Robbun Ghofur.  Amiin ya robbal alamin

SELAMAT BERJUANG!
Penulis adalah
KETUA PAC PBB Kebayoran Baru Jakarta Selatan


BURHAN SAIDI
CALEG DPRD NO. 5 DAPIL 7 JAKARTA SELATAN
2019-2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NO.5 BURHAN SAIDI PARTAI PBB NO.19 CALEG DPRD DKI DAPIL 7 JAKARTA SELATAN

CALEG DPRD DKI DAPIL 7 JAKARTA SELATAN 2019                                                                        PARTAI PBB 19                                                                    NO. 5 BURHAN SAIDI. Profil Burhan Saidi Caleg DPRD DKI Partai Bulan Bintang (PBB) Nama : BURHAN SAIDI,HSB T/Tgl lahir : Banda Aceh, 9 Juni 1970 Suku : Minang Chaniago Pekerjaan : Wiraswasta Riwayat Pendidikan : SDN 054 Kasuari Deli Serdang Tamat 1984 (Kelas 1-2 SD di Al Ulum Medan Sumut 1977-1979, Kelas 3 di SD Rengas Condong Muara Bulian Batang Hari Jambi 1979-1980, Kelas IV-VI di SDN 054 Deli Serdang) SMPN 03 Muara Buli...

Surat kepada Yth: Pimpinan & Anggota Komisi VI DPR RI

Jakarta,  20 April 2013 Kepada Yth: Bapak/Ibu Pimpinan & Anggota Komisi VI DPR RI Di Tempat Dengan Hormat, Dalam surat ini  kami ingin menyampaikan masukan kepada Bapak/Ibu Pimpinan  & Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi Permasalahan Revitalisasi Pasar pasar yang ada di seluruh wilayah di Indonesia.  Adapun maksud dan tujuan kami adalah sebagai bahan masukan kepada Pimpinan & Anggota  Dewan Yang Terhormat dalam rangka menyikapi permasalah yang muncul dan langkah langkah  yang harus dilakukan  disetiap Revitalisasi Pasar pasar di Daerah. Sebelumnya kami ingin menyampaikan beberapa hal mengenai permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Pusat maupun daerah dalam rangka Pengucuran dana untuk Revitalisasi Pasar Tradisional/Pasar Rakyat. Dasar pemikiran kami adalah melihat dari kenyataan yang terjadi dilapangan. Dimana sejujurnya banyak hal yang sangat menyimpang dari laporan yang disampaikan oleh masing masing P...

Jeritan Petani yang tidak diperdulikan oleh Bangsanya sendiri

Indonesia Negara Agraris dengan Lahan yang luas dan subur. Tetapi Petani hidup dibawah garis kemiskinan, lahan mereka hilang dikuasai tengkulak dan lintah darat. Pembudidayaan Bibit tidak tersedia dengan harga terjangkau. Pupuk subsidi hilang karena penyediaan pupuk dilepas ke pasar. Yang akhirnya dikuasai oleh tengkulak dan pengumpul dengan harga yang sangat tinggi. Setelah panenpun mereka kesulitan memasarkan hasil pertanian mereka. Karena Pemerintah baik Pusat maupun daerah dan Departement terkait tidak serius melindungi para Petani dengan membantu memasarkan hasil pertanian mereka. Seharusnya Pemerintah Pusat dan Daerah serta Departement terkait berusaha mengawal mereka mulai dari hulu sampai hilir. Sehingga Petani kita bisa hidup makmur, dan dipasaran tidak lagi bergantung kepada produk pertanian inport. Petitioning Menteri Pertanian Republik Indonesia Kementrian Pertanian Republik Indonesia: Lindungi Petani kita dari Kebangrutan & Kemiskinan Pen...